Boikot Undangan PBNU, Dinamika Atau Perpecahan Organisasi ? Perbedaan Atau Perpecahan Sentuhan Tangan Tangan Dajjal ?

Boikot Undangan PBNU, Dinamika Atau Perpecahan Organisasi ?  Perbedaan Atau Perpecahan Sentuhan Tangan Tangan Dajjal ?





Surabaya, 12 September 2024

Dinamika Organisasi ini berawal dari undangan yang disebar oleh PBNU (Pengurus Besar NU).

PBNU mengundang Idaroh Wustho Jami’yah Ahlith Thoriqoh Al Mu’tabaroh An-Nahdliyah, untuk hadir dalam acara per tanggal 19 September 2024 di Hotel Bumi Kota Surabaya. 

Agenda undangan adalah kegiatan Silaturohmi Idaroh Wustho JATMAN bersama PBNU.

 Surat undangan ini ditanda tangani oleh KH Zulfa Mustofa dan Drs. H. Lukman Khakim Msi. Masing masing adalah Wakil Ketua Umum PBNU dan Wakil Sekjen PBNU.

Undangan resmi bertanggal 06 September itu,  menyebar di medsos nahdliyin, khususnya jamaah thoriqoh.

Pada tanggal 10 September, 4 hari setelah undangan dari PBNU ini, tiba-tiba muncul surat yang melawan undangan silaturahmi tersebut.

Surat yang melawan undangan Pengurus PBNU ini, konon berasal dari JATMAN yang diteken Rois Am nya.



Isi surat per tanggal 10 September tersebut memberikan instruksi  Kepada Idaroh Aliyyah dan Idaroh Wustho JATMAN se Indonesia.

Idaroh Aliyyah dan Idaroh Wustho Jatman dilarang  menghadiri acara Silaturrahmi tersebut.

Pembangkangan di dalam organisasi PBNU ini merupakan rangkaian dari rentetan gejolak yang melanda organisasi Islam tersebut.

Sebelumnya organisasi gaek ini terkena isu berat berupa isu tambang untuk ormas keagamaan

Belum selesai isu tersebut PBNU dihajar oleh isu penataan organisasi yang terkesan ruwet awut-awutan dan juga mengundang pro-kontra.

Beberapa nahdiyin kemudian juga menyoroti upaya untuk mengembalikan PKB kepada khittah pendiriannya.

PKB adalah organisasi politik anak kandung dari NU.

Saat ini PKB sedang  menghadapi isu berat  MLB (Musyarah Luar Biasa) NU.

Terakhir adalah entitas organisasi JATMAN yang kemudian dibenturkan dengan PBNU.

Apakah tangan tangan Dajjal mulai merambah organisasi gaek Islam yang katanya terbesar anggotanya di Indonesia tersebut.

Seolah tak pernah sadar bahwa perpecahan dan saling serang di dalam organisasi itu adalah hasil karya Dajjal Dajjal kecil di dalam organisasi.

Sesanti Bhinneka Tunggal Ika, dan musyawarah untuk mufakat seperti nya mulai dilupakan. Padahal sesanti itu adalah semboyan sakti untuk melawan daya pecah belah yang selalu di bawa Dajjal.

Seakan lupa bahwa perpecahan dan pertentangan adalah karya Dajjal, sebagaimana yang diajarkan oleh Rasullah.

Semua Nabi diingatkan oleh Allah akan kedatangan Dajjal ini. 

Sesosok figur yang selalu menjalankan fungsi adu domba, pecah belah, devide et impera.

Bertentangan dan bertengkar bukanlah perbedaan, sebagaimana yang dipesankan oleh Rasulullah.

Berbeda itu sunnatullah, tapi bertengkar dan berpecah belah itu karya Iblis dan Dajjal. Bertengkar dan berpecah belah adalah karya Iblis c.q. Dajjal.


Isi Surat Jatman

Isi surat JATMAN ini terbilang sangat keras. Melalui suratnya No A1.332/0-SR/IX/2024, pengurus pusat (Idaroh Aliyyah), mengaku sudah memantau bahwa materi silaturrahmi yang akan diselenggarakan PBNU tersebut substansinya adalah menindaklanjuti hasil perbincangan kehadiran sekelompok orang yang mengatasnamakan mursyid JATMAN ke PBNU dan diterima oleh Ketua Umum PBNU.

“Bahwa salah satu tujuan kedatangan mereka beberapa waktu yang lalu adalah untuk mengambilalih kepengurusan JATMAN,” demikian tertulis dalam surat yang diteken Rois Aam JATMAN, Dr Habib Muhammad Luthfiy Ali Bin Yahya dan KH Muh Munawir Tanwir, Wakil Katib Aam.

Tiga instruksi utama JATMAN dalam surat ini adalah

 Pertama, idaroh aliyyah memastikan bahwa kegiatan silturrahmi tersebut hanya akan dijadikan sarana kudeta dan mengambilalih kepengurusan idaroh yang sah.

Kedua, agar seluruh idaroh tidak hadir pada silaturrahmi yang diselenggarakan oleh PBNU di Hotel Bumi Kota Surabaya pada tanggal 19 september 2024.

Pengurus idaroh yang berani datang menghadiri undangan PBNU, akan dike-nakan sanksi ke-jam’iyyah-an secara tegas oleh idaroh aliyyah.

Ketiga : setiap Idaroh di semua tingkatan harus solid, tidak mudah dicerai berai oleh siapa pun dan dalam kondisi apa pun, seraya memohon kepada Allah semoga semua diberikan kekuatan untuk merawat nilai-nilai luhur thoriqoh al-mu’tabaroh an-nahdliyyah (Vijay)